Navigasi
adalah proses penentuan dari suatu posisi atau lokasi dari suatu daerah yang
merupakan jalur perjalanan yang terletak diantara dua titik (lokasi).
Bentuk-bentuk alam yang dapat membantu anda dalam melakukan navigasi adalah
antara lain: Puncak Gunung, Lembah, Sungai, Tebing dan patahan.
Dalam
melakukan navigasi anda membutuhkan beberapa alat penunjang yang mana dengan
peralatan tersebut lebih memudahkan untuk melakukan navigasi. Adapun
perlengkapan yang dibutuhkan dalam melakukan navigasi adalah :
1.
Peta (map)
2.
Kompas
3.
Altimeter
4.
Mistar/busur derajat dan alat tulis
5.
Protractor
Selain
peralatan tersebut harus mengetahui juga bentuk-bentuk dari permukaan bumi.
Sebab hal ini sangatlah penting pada saat anda berada ditengah hutan belantara
atau medan yang keadaannya tertutup dimana tanda-tanda medan tidak dapat
ditemukan. Dalam bab ini akan dibahas perlengkapan dalam navigasi dan
bentuk-bentuk permukaan bumi yang menunjang navigasi.
PETA (MAP)
Adalah
gambaran seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam
suatu bidang datar dengan perbandingan dan perkecilan tertentu yang dinamakan
Kadar atau Skala. Maksud peta adalah agar sipemakai mempunyai gambaran atau
bayangan suatu medan, adapun informasi yang ada dari peta adalah :
1.
DESCRIPTION (Keadaan Medan)
2.
DISTANCE (Jarak Medan)
3.
DETAILS (Tanda-tanda Medan)
4.
DIRECTIONS (Arah Perjalanan)
5.
DESIGNATION (Tujuan Perjalanan)
Gambar
hal-hal yang dapat diperoleh dari peta
Peta
yang baik adalah peta yang dapat memenuhi ketentuan dasar. Adapaun
ketentuan-ketentuan tersebut adalah :
1. Judul
Peta
Yang memberikan nama dari
daerah yang digambarkan dan terletak pada bagian tengah pada peta.
2. Keterangan
Pembuatan
Yang memberikan keterangan
mengenai tahun pembuatan tersebut, dan instansi pembuat serta tujuan dibuatnya
peta.
3. Nomor
Helai Peta
Ditempatkan dikanan atas tiap helai peta,sistem
penomoran helai peta topografi di Indonesia ada 2 macam yaitu : Sistem Penamaan
Helai Peta Proyeksi POLYEDER dan LCO (Lambert Contal Orthomorphis).
4. Indeks
Peta
Keterangan ini dicantumkan di
sisi kiri bawahdari peta yang gunanya untuk memberikan keterangan tentang
nomor-nomor peta lain disemua peta yang digunakan.
5. Garis
Koordinat
Adalah garis yang digunakan
untuk menentukan kedudukan suatu titik pada peta. Garis Koordinat dituliskan
dalam 2 sistem yaitu sistem Proyeksi (GRID) dengan satuan panjang dan sistem
Ellipsoid (GRATICULE) atau dalam sudut.
6. Kadar
Peta (Skala Peta)
Adalah perbandingan jarak
antara dua titik dipeta dengan jarak
mendatar (Horisontal) antara dua titik yang serupa pada medan. Rumus dasar
Skala adalah :
Jarak di Peta x Skala = Jarak di Medan
Sifat
skala :
a. Makin kecil angka dibelakang tanda bagi (:),
makin besar skala itu.
b. Makin besar angka dibelakang tanda bagi (:),
makin kecil skala peta itu.
Cara menyatakan skala :
1. Dengan Perkataan 1 cm : 500 m
2. Dengan perbandingan 1:50.000
3. Dengan pecahan 1/50.000
7. Legand
Peta
Memberikan informasi tambahan
baik itu berasal dari unsur yang dibuat manusia ataupun alami. Peta topografi
memberikan beberapa keterangan mengenai ketinggian, perairan, tumbuhan dan
benda budaya manusia. Adapun bentuk-bentuk keterangan tersebut adalah :
a.
Ketinggian
Gunung, Bukit, Lembah, Tebing, Daratan, dll.
b.
Perairan
Sungai, Danau, Laut, Rawa, dll.
c.
Tumbuhan
Hutan Rimba, Perkebunan, Persawahan, dll.
d.
Benda Budaya Manusia.
Jalan, Rel Kereta, Jembatan, Triagulasi, Tempat
ibadah, dll.
8. Garis
Ketinggian (KONTUR)
Adalah garis khayal yang
menggabungkan ketinggian yang sama dari suatu tempat tertentu, dari permukaan
laut (SEA LEVEL). Maksud garis kontur :
a. Untuk mengetahui berapa tinggi suatu tempat
dari permukaan bumi (air laut)
b. Untuk mengetahui bentuk medan yang sebenarnya,
oleh sebab itu garis ketinggian disebut juga “Garis Sama Tinggi”
Setelah
anda mengetahui hal-hal yang dapat memberikan keterangan mengenai ketinggian
suatu tempat maka cobalah anda melihat bagaimana sebenarnya untuk
menggambarkannya dipeta dan bentuk sebenarnya dimedan. Adapun bentuk-bentuk
keterangan ketinggian didapat melalui interpensi dari garis-garis kontur.
Sebelum
anda menginterpensikan garis-garis kontur, ada beberapa hal yang harus anda
perhatikan, yaitu :
1. Garis kontur untuk ketinggian yang lebih tinggi
selalu dikelilingi oleh kontur untuk ketinggian yang lebih rendah, kecuali
daerah-daerah khusus misalnya kawah.
2. Interval (beda ketinggian) antara garis kontur
yang satu dengan yang lainnya adalah tetap walaupun kerapatan garis konturnya
berubah-ubah.
3. Garis kontur tidak pernah berpotongan.
4. Perbedaan tinggi antara dua garis ketinggian
adalah 1/2000 x skala.
5. Pelana atau sadel terletak antara dua garis
ketinggian yang sama tingginya tetapi terpisah satu sama lainnya. Pelana yang
terdapat diantara dua gunung besar disebut PASS.
6. Jarak antara garis kontur pada daerah yang
datar adalah jarang-jarang. Sedangkan untuk daerah yang terjal jarak konturnya
rapat.
7. Garis kontur untuk punggungan gunung/bukit
dipeta digambarkan sebagai rangkaian kontur yang berbentuk huruf “U” dimana
ujungnya yang melengkung menjauhi puncak.
8. Garis kontur untuk lembah digambarkan sebagai
rangkaian kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik dengan ujungnya yang tajam
kearah puncak.
Tinggi Mutlak
Diukur
dari permukaan laut. Merupakan standart pengukuran Tinggi Mutlak, digunakan
untuk menemukan tinggi sebenarnya dari permukaan laut.
Tinggi Nisby
Diukur
dari tempat dimana benda itu berada, biasanya diukur dari permukaan tanah.
Mencari besarnya Sudut Tanjakan.
Diketahui
:
Tinggi
A = 1.200 meter
Tinggi
B = 1.300 meter
Skala
Peta = 150.000
Jarak
antara A-B = 2 cm
Ditanyakan
: Besarnya sudut tanjakan?
Jawab :
1.
Dengan Pecahan
Jarak mendatar dari A – B di medan = 2 x 50.000
= 1.000 meter
Perbedan antara titik A dengan titik B = 1.300
– 1.200 = 10 meter
Sudut tanjakan dari A – B = T/A = 100/1000 =
1/10 pml
2.
Dengan Prosentase
T/A x 100% = (100/1.000) x 100% = 10% pml
3.
Dengan Derajat
T/A x 57.3° = (1/10) x 53.7° = 5.73°
(Faktor 57.3°)
Dalil imu ukur menyatakan besarnya sudut tangen
dibuat dari titik tengah lingakran menuju keliling lingkaran adalah sama dengan
busurnya. Keliling suatu lingkaran :
(2 x 22/7) x r = 6.78 x r = Dalil imu ukur menyatakan besarnya sudut
tangen dibuat dari titik tengah lingakran menuju keliling lingkaran adalah sama
dengan busurnya. Keliling suatu lingkaran :
(2 x
22/7) x r = 6.78 x r = 360°.
360°/60.28 = 57.3 ini dinamakan faktor 57.3 yang
sama dengan 1 radian.
Catatan
:cara ini tidak dapat dipergunakan untuk sudut yang lebih besar dari 20°.
ARAH-ARAH DALAM PETA
1. Utara Sebenarnya
Yaitu arah yang ditunjukan oleh meredian dan menuju
ke kutub utara.
2.
Utara
Peta
Yaitu arah yang ditunjukan oleh kompas yang
arahnya ke kutub utara magnetis dan adanya hanya di Medan.
IKHTILAB-IKHTILAB PETA
1.
Ikhtilab
Peta
Yaitu sudut yang dibentuk oleh UTARA SEBENARNYA
dengan UTARA PETA baik ke Barat maupun ke Timur, yang menjadi patokan adalah
Utara Sebenarnya.
2.
Ikhtilab
Magnetis
Yaitu sudut yang dibentuk oleh UTARA SEBENARNYA
dengan UTARA MAGNETISbaik ke arah Barat maupun ke Timur, yang menjadi patokan
adalah Utara Sebenarnya.
3.
Ikhtilab
Utara Peta – Utara Magnetis (Sudut Peta Magnetis/SPM)
Yaitu sudut yang dibentuk oleh arah UTARA PETA
dengan arah UTARA MAGNETIS baik ke Barat maupun ke Timur yang menjadi patokan
adalah Utara Peta. Disebut juga Sudut Peta Magnetis/SPM.
SUDUT-SUDUT
1.
Sudut
Peta
Adalah sudut yang dibentuk oleh dua garis, yang
satu menuju ke Utara Peta yang satu lagi menuju ke sasaran.
2.
Sudut
Kompas
Adalah sudut yang dibentuk oleh dua garis, yang
satu menuju ke Utara Magnetis yang satu lagi menuju kesasaran.
VARIASI MAGNETIS
Adalah perbedaan antara Ikhtilab Magnetis pada
waktu-waktu yang berlainan, variasi magnetis pada beberapa tempat tidak sama.
Variasi Magnetis ini ditulis dibagian bawah peta topografi untuk menemukan
Deklinasi dan Variasi Magnetis. Untuk peta topografi Indonesia yang baru,
digambarkan dengan diagram sudut yang terdapat di sebelah kiri bawah peta.
Disamping itu dinyatakan pula beberapa variasi
magnetis rata-rata tiap tahun. Ada juga diantaranya yang tidak menggambarkan
Ikhtilab peta, hanya ikhtilab Magnetisnya saja. Untuk mencari Ikhtilab Peta
harus dilihat dekat batas kiri/kanan oeta tertulis kata Grid Declination yang
artinya sama dengan Ikhtilab Peta. Kalau Grid Declanation ini juga tidak ada,
berarti UTARA PETA dengan UTARA SEBENARNYA dianggap SEJAJAR.
INCREASE – DECREASE
Dalam Variasi Magnetis kita sering menemukan
kata Increase – Decrease, maksudnya adalah :
1.
Bilamana
suatu variasi bertambah sehingga tiap tahunnya makin lama makin bertambah, maka
disini dikatakan Variasi Magnetis tersebut INCREASE.
2. Bilamana suatu variasi berkurang sehingga tiap
tahunnya makin lama makin berkurang, maka dikatakan Variasi Magnetis DECREASE
MENENTUKAN KOORDINAT
Hal ini
dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan. Penunjukannya dilakukan dengan
sistem enam angka dan delapan angka. Contohnya :
Koordinat
A 349.879 ---------------per enam
Koordinat
B 2980.0985 ------------per delapan
Penunjukannya
dari arah Barat ke arah Timur kemudian dari arah Selatan ke arah Utara. Cara
penunjukkan dan menentukannya :
1. Disebut dahulu Obyek
2.
Disebutkan
Nomor Lembar Peta
3. Disebutkan Koordinat
Contoh :
1.
Obyek :
Gunung Plawangan
2.
Nomor
Lembar Peta : 47/XLI
3.
Koordinat :
3720.6130
PEMBERIAN NOMOR PADA PETA
1.
Lembar
Peta
Pada umumnya lembar peta di
Indonersia mempunyai luas gambar 37,1 x 37,1 cm, kecuali pada bagi an medan
yang mendekati pantai terdapat semenanjung yang menjorok.
2.
Jalur
Bagian Derajat (JBD)
Suatu bidang yang mempunyai
lebar 20° dan panjangnya 360°. Untuk jalur bagian Derajat di Katulistiwa, jaraknya adalah 40.068
km, sama dengan keliling bumi.
3.
Lembar
Bagian Derajat (LBD)
Potongan-potongan dali Jalur
Bagian Derajat yang mempunyai panjang 20’ dan lebar 20’ (1°=3LBD)
Jumlah LBD dari satu JBD
adalah : 3 x 360 = 1080 LBD
Panjang LBD melalui
katulistiwa : 40.068/1080 = 37,1 km.
Tiap-tiap LBD yang diberikan
Nomor Induk, misalnya 1/XXXI
Jarak 37,1 km bila di
skalakan menjadi 1 :100.000, maka jaraknya 37,1 cm
Dan bila skalanya 1:50.000, maka jaraknya
menjadi 74,2 cm.
Karena
LBD pada Peta Induk terlalu besar, maka dibagi-bagi menjadi 4 bagian dan
skalanya menjadi 1:50.000.
BATAS-BATAS WILAYAH
Batas Barat Indonesia 94° 40’ BT
Batas Timur Indonesia 141° LU
Batas Selatan Indonesia
6° BT
Batas Jakarta 106 48’ 227,29’’ BT
Dan Jakarta juga dianggap Meredian 0 derajat
untuk Indonesia.
Jumlah Lembar Bagian Derajat untuk jarak
mendatar di Indonesia:
3 x (141° - 94° 40’) = 139 LBD
3x ( 6° - 11°)
= 51 LBD
Jadi jumlah seluruh LBD di Indonesia 139 x 51 =
7,89 lembar, untuk mendatar LBD ini diberikan nomor mulai 1 sampai 139, memakai
huruf Arab atau Latin untuk Vertikal LBD ini diberikan nomor mulai I sampai LI
memakai huruf Romawi.
MENCARI
LEMBAR PETA
Misalnya pesawat jatuh pada 4° 55’ LU. 101° 45’BT
Ditanyakan : Nomor Berapa lembar
pesawatnya?
Jawab :
1. Nomor
Lembar Derajat dari Utara ke Selatan (angka Romawi)
6° - 4° 55’ = 1° 5’
1° 5’ x 3 (÷atau dibagi 20’) = 3 +
5’ (4 lembar/lembar ke IV)
2. Nomor
Lembar Bagian Derajat ke Timur (angka Latin)
101°
45’ - 94° 40’ = 7° 5’
7° 5’ x 3 (atau dibagi 20’) =
21/IV – A
Keterangan :
1.
3 + 5’ karena pada peta tersebut
lebih dari 3 (kelebihan 5’), jadi peta tersebut pada lembar berikutnya, yaitu
lembar ke IV.
2.
21
+ 5’ peta tersebit lebih dari 21 (kelebihan 5’), Jadi peta tersebut ada pada
lembar ke 22
MENCARI
BATAS PETA
Misalnya diketahui lembar peta nomor : 46/XL –
A
Ditanyakan :
1.
Batas
Timur 0° Jakarta
2.
Batas
Selatan 0° Katulistiwa
jawab :
1. Batas
Timur dari Jakarta5°
20’ - 106° 27,229’ - 94° 40’ = 3°
11’ 322,31’’
Jadi
untuk batas Timur 0°
Jakarata =
3° 11’ 322,31’’ – 10’
=
3° 1’ 322,31”
2. Batas
Selatan bagian Derajat
(156
x 20’) 60 = 13° 20’
Jadi
batas Selatan Katulistiwa = 7° 20’ – 10’
= 7° 10’
Keterangan :
Untuk batas Timur dan Selatan
Katulistiwa masing-masing dikurang 10’, karena pertanyaan terletak pada lembar
A.
TITIK
TRIANGULASI
selain dari garis-gariss
ketinggian kita dapat pula mengetahui tingginya suatu tempat dengan pertolongan
titik ketinggian. Titik ketingian ini biasanya dinamakan Titik Triangulasi.
Titik Triangulasi adalah suatu titik atau tanda yang merupakan pilar atau
patok/tonggak yang menyatakan tinggi mutalk dari suatu tempat diukur dari
permukaan laut. Titik Triangulasi ini digunakan oleh jawatan Topografi untuk
menentukan tinggi suatu tempat atau letak suatu tempat dalam pengukuran cara
ilmu pasti pada waktu pembuatan peta.
Bilangan atas tanda strip
menyatakan nomor registrasi dari Jawatan Kadaster ( Agraria) atau Jawatan
Topografi.
Bilangan di bawah tanda strip
menyatakan tinggi mutlak tempat tersebut dari permukaan laut dan dinyatakan
dalam meter.
AZIMUTH
Ialah sudut-sudut mendatar yang
besarnya dihitung/diukur sesuai dengan arah jalannya jarum jam dari suatu garis
yang tetap (arah utara). Maksud dan tujuan Azimuth ini digunakan untuk
menentukan arah-arah di medan atau peta, serta untuk melakukan pengecekan
perjalanan kita, apakah kita mematuhi sudut kompas atau tidak, karena garis
yang membentuk sudut kompas adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal
dan akhir perjalanan kita.
Azimuth = sudut
kompas
Back Azimuth = Bila
sudut kompas . 180° maka sudut kompas dikurang 180° dan bila sudut kompas ,
180° ditambah 180°
MENGATASI
RINTANGAN
Apabila pada garis lintasan
perjalanan kita terhalang oleh rintangan (misalnya tebing, rawa, danau, dsb),
sehingga kita tidak melewatinya, maka cara utnuk mengatasinya adalah :
1.
Pada
awal rintangan yaitu titik A lintasan perjalanan kita belokkan ke kiri/kanan
dengan sudut kompas, bar yaitu sudut kompas awal ditambah/dikurang 90° (ke
kanan + 90°, kekiri - 90°)
2.
Ikuti
arah lintasan yang baru itu sehingga lebar rintangannya telah dilalui dan
lintasan yang baru ini jaraknya dihitung.
3.
Setelah
terlewati misalnya titik B kita dapat berjalan lagi dengan sudut kompas yang
awal sampai rintangan tersebut dilalui.
4.
Setelah
dilampaui titik C, sudut kompas awalnya dikurangi atau ditambah 90° dan kita
berjalan sama dengan jarak dari A – B.
5.
Setelah
hitungan jarak sama ( Misalnya titik D), maka kita berjalan lagi dengan kompas
awal, sehingga kita akan berada kembali pada garis awal yang benar.
ORIENTASI
PETA
Guna untuk memegang peta yang
benar (menunjukkan arah utara). Caranya :
1.
Bukalah
kompas seluruhnya
2.
Letakkan
kompas diatas peta, lalu sejajarkan sumbu pokoknya dengan utara peta.
3.
Putar
petanya sehingga sejajar pula dengan arah utara magnetisnya. Selain itu
dilakukan maka kita sekarang memegang peta dengan benar.
RESECTION
Yaitu cara untuk menentukan
keadaan kita dipeta. Caranya :
1.
Orientasikan
peta dengan benar, kemuadian kita melihat dan amati medan disekitarnya.
2.
Tanda
kedudukan dari dua titik yang sudah dikenali, baik dilapangan maupun dipeta.
3.
Bidik
kompas ketitik yang sudah kita kenali itu, catat sudut kompasnya. Misalnya
ketitik A & B
4.
Hitung
Ikhtilab peta, Ikhtilab Magnetis dan Variasi Magnetis, serta perhatikan
Increase dan Decrease (UP – UM tahun yang sedang berjalan).
5.
Tarik
garis dan titik A dan B sebesar perhitungan Back Azimuthnya sehingga
berpotongan.
6.
Titik
perpotongan itu adalah tempat kedudukan kita, misalnya titik C.
INTERSECTION
Yaitu cara untuk menentukan
kedudukan orang/obyek lain pada peta. Caranya :
1.
Orientasikan
peta dengan benar.
2.
Misalnya
pada tempat kita terdapat Titik Triangulasi yang pada peta dikenal posisi
pilarnya lalu kita sebut titik A.
3.
Kemudian
bidik kompas kearah (Titik C), dari kedudukan kita (Titik A), lalu pindahkan ke
peta dengan cara menarik garis setelah dihitung Ikhtilab-Ikhtilab dan Variasi
Magnetisnya.
4.
Kemudian
kita pindah ke Titik B yang telah kita ketahui kedudukannya baik di peta maupun
di medan (seperti point 2).
5.
Bidikkan
kompas dari kedudukan kita (Titik B) kearah sasaran. Lalu pindahkan kepeta
dengan cara menarik garis setelah dihitung Ikhtilab-Ikhtilab dan Variasi
Magnetisnya (seperti point 3).
6.
Perpotongan
kedua garis itu adalah kedudukan orang tersebut.
KOMPAS
Adalah alat yang dipakai untuk
menunjukkan arah Jarum kompas selalu menunjukkan arah Utara – Selatan. Hanya
saja perlu diingat bahwa arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas adalah arah
medan magnetis bumi. Jadi bukan arah kutub bumi yang sebenarnya.
Bagian-bagian Komaps :
a.
Badan
Kompas
Tempat beradanya
komponen-komponen kompas.
b.
Jarum
Kompas
Selalu menunjukkan arah Utara –
Selatan bagaimanapun posisi kompas (dengan syarat bahwa badan kompas selalu
datar).
c.
Skala
Penunjuk
d.
Menunjukkan
bagian derajat arah mata angin.
JENIS-JENIS
KOMPAS
Pada umumnya dipakai dua jenis
kompas, yaitu :
1.
Kompas
Bidik (Kompas Prisma)
2.
Kompas
Orientering ( Kompas Silva)
Kompas Bidik mudah untuk membidik,
tetapi dalam pembacaan dan perhitungan di peta perlu dilengkapi dengan busur
derajat dan penggaris segitiga.
Kompas Orientering kurang
presisinya jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan
perhitungan dipeta.
Kompas yang baik adalah, ujungnya
dilapisi pospor agar dapat terlihat walaupun dalam kegelapan.
Pemakaian kompas :
1.
Kompas
dipakai dalam posisi Horisontal sesuai dengan arah medan magnet bumi.
2.
Dalam
memakai kompas, perlu dijauhkan benda-benda mental seperti pisau, tiang tenda,
Carabinner, jam tangan, dsb. Kehadiran benda-benda tersebut dapat mengganggu
arah kompas (ketepatannya).
PERHITUNGAN
SUDUT KOMPAS
Misalnya diketahui :
Peta Gunung Tangkuban Perahu
Peta nomor 39/XXXIX – A
Skala 1 : 50.000
Peta dibuat tahun 1942
Increase 2’ pertahun
Ikhtilab Peta/Grid Declanation
20’ ke Timur Sudut Peta 78°
Ditanyakan : hitung sudut
kompasnya?
Jawab :
Sudut kompas = Sudut Peta + Ikhtilab (UP
– UM) 91
UP – UM 1991 = US UM – US UP
=
1° - 2’ = 40’
Increase = 2’49 tahun = 98’ = 1° 38’
UP – UM 1991 = 40’ + 1° 38’ = 2° 18’
Jadi Sudut Kompasnya = 78° - 2° 18’ = 75° 42’
PERHITUNGAN
SUDUT PETA
Diketahui :
Peta Gunung Tangkuban Perahu
Peta Nomor 39/XXXXIX – A
Skala 1 : 50.000
Peta di buat tahun 1942
Increase 2’ per tahun ke timur
Ikhtilab Magnetis 1° 20’ ke Timur
Sudut Kompas 170°
Ditanyakan : Hitung sudut petanya
?
Jawab :
Sudut Peta = Sudut Kompas + Ikhtilab (UP – UM) 91
UP – UM 1991 = US UM – US UP
=
1° 20’ – 20’ = 1°
Increase = 2’ x 49 tahun = 98’ =
1° 38’
UM – UP 1991 = 1° + 1° 38’ = 2°38’
Jadi sudutnya petanya = 170 + 2° 38’ = 172° 38’
CARA
MEMBIDIK KOMPAS
1.
Bukalah
penutup kompas, sehingga membentuk sudut 90°
2.
Rapatkan
pembidiknya/prisma kepermukaan kompas
3.
Masukkan
ibu jari kecincin kompas dan sangga/tahanbadan kompas oleh jari telunjuk yang
ditekuk.
4.
Intai/lihat
ke kaca pembidik/prisma. Disini akan terlihat angka-angka mulai 10, 20, 30 dan
seterusnya. Kalau kita gerakkan ke kanan 360, 350, 340 dan seterusnya kalau
kompas kita gerakkan kekiri. Sedangkan a=diantara 10, 20, 30 dan seterusnya,
akan terdapat garis-garis yang besarnya masing-masing 1 dan kelipatannya 5
garis lebih panjangnya.
5.
Setelah
angka-angka di dalam kompas terlihat, misalnya 70 lalu sejajarkan dengan sumbu
pokok kompas (dan lihat kearah mana sumbu pokok bergerak), setelah sejajar lalu
sumbu pokok kompa ini sejajarkan pula dengan bidikan/cek/point.
6.
Setelah
terlihat/terdapat cek point, berjalanlah ke arah cek point itu, berarti anda
telah bisa memulai perjalanan dengan kompas. Apabila tidak ada cek point yang
berupa benda atau tanda medan/alam maka kita bisa memakai rekan kita sebagai
cek point, dan apabila jaraknya dianggap cukup suruh berhenti dan sejajarkan
dengan sudut kompas.
CARA
MEMBIDIK KOMPAS MALAM
1.
Bukalah
penutup kompas seluruhnya sehingga mendatar dan membentuk sudut 180°
2.
Putar
angka yang telah ditentukan yang terdapat pada kaca luar kompas dan sejajarkan
dengan garis tengah sumbu pokok kompas lalu kunci. Misalnya sudut kompas malam
170°, maka angka 17 disejajarkan karena angka-angka diluar adalah perkalian
dengan 10°
3.
Garis
Hijau nol derajat/360° terdapat di luar kompas. Sejajar dengan garis hijau yang
terdapat di kaca bagian dalam kompa.
4.
Setelah
sejajar, kita lihat ke arah yang ditunjukkan oleh sumbu pokok kompas, lalu kita
berjalan sesuai dengan arah yang ditunjukkan oleh sumbu pokok kompas. Sebaiknya
kita gunakan cek point orang/rekan jika sejauh kita dapat melihat.
CATATAN :
Pemakaian
kompas malam ini tidak dianjurkan kecuali kalau memang sasaran sudah dekat dan
waktu yang mendesak. Kebanyakkan orang yang memakai kompas malam ini adalah
Militer dan Jaraknya pun untuk latihan, tidak terlalu jauh sekitar 300 meter
untuk setiap pos dengan menggunakan sistem bintang.
ALTIMETER
Merupakan alat pengukur
ketinggian yang bisa membantu menentukan posisi. Pada medan yang bergunung
tinggi kompas sering sekali tidak banyak digunakan. Altimeter disini akan lebih
bermanfaat, dengan menyusuri punggungan-punggungan gunung yang sudah ditandai
didalam peta. Altimeter lebih banyak berperan dalam menentukkan arah
perjalanan. Yang harus diperhatikan dalam menggunakan altimeter :
1.
Setiap
Altimeter harus dikalibrasi
2.
Altimeter
sensitif terhadap guncangan, cuaca dan perubahan temperatur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar