BERJAYA DI DARAT, LAUTAN, DAN UDARA NKRI JIWA KAMI WIRA KARTIKA RAGA KAMI

Rabu, 24 Juli 2013

NAVIGASI DARAT



Navigasi adalah proses penentuan dari suatu posisi atau lokasi dari suatu daerah yang merupakan jalur perjalanan yang terletak diantara dua titik (lokasi). Bentuk-bentuk alam yang dapat membantu anda dalam melakukan navigasi adalah antara lain: Puncak Gunung, Lembah, Sungai, Tebing dan patahan.
Dalam melakukan navigasi anda membutuhkan beberapa alat penunjang yang mana dengan peralatan tersebut lebih memudahkan untuk melakukan navigasi. Adapun perlengkapan yang dibutuhkan dalam melakukan navigasi adalah :
1.      Peta (map)
2.      Kompas
3.      Altimeter
4.      Mistar/busur derajat dan alat tulis
5.      Protractor
Selain peralatan tersebut harus mengetahui juga bentuk-bentuk dari permukaan bumi. Sebab hal ini sangatlah penting pada saat anda berada ditengah hutan belantara atau medan yang keadaannya tertutup dimana tanda-tanda medan tidak dapat ditemukan. Dalam bab ini akan dibahas perlengkapan dalam navigasi dan bentuk-bentuk permukaan bumi yang menunjang navigasi.

PETA (MAP)
Adalah gambaran seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam suatu bidang datar dengan perbandingan dan perkecilan tertentu yang dinamakan Kadar atau Skala. Maksud peta adalah agar sipemakai mempunyai gambaran atau bayangan suatu medan, adapun informasi yang ada dari peta adalah :
1.      DESCRIPTION         (Keadaan Medan)
2.      DISTANCE               (Jarak Medan)
3.      DETAILS                  (Tanda-tanda Medan)
4.      DIRECTIONS           (Arah Perjalanan)
5.      DESIGNATION        (Tujuan Perjalanan)
Gambar hal-hal yang dapat diperoleh dari peta
Peta yang baik adalah peta yang dapat memenuhi ketentuan dasar. Adapaun ketentuan-ketentuan tersebut adalah :

1.      Judul Peta
Yang memberikan nama dari daerah yang digambarkan dan terletak pada bagian tengah pada peta.

2.      Keterangan Pembuatan
Yang memberikan keterangan mengenai tahun pembuatan tersebut, dan instansi pembuat serta tujuan dibuatnya peta.

3.      Nomor Helai Peta
Ditempatkan dikanan atas tiap helai peta,sistem penomoran helai peta topografi di Indonesia ada 2 macam yaitu : Sistem Penamaan Helai Peta Proyeksi POLYEDER dan LCO (Lambert Contal Orthomorphis).

4.      Indeks Peta
Keterangan ini dicantumkan di sisi kiri bawahdari peta yang gunanya untuk memberikan keterangan tentang nomor-nomor peta lain disemua peta yang digunakan.

5.      Garis Koordinat
Adalah garis yang digunakan untuk menentukan kedudukan suatu titik pada peta. Garis Koordinat dituliskan dalam 2 sistem yaitu sistem Proyeksi (GRID) dengan satuan panjang dan sistem Ellipsoid (GRATICULE) atau dalam sudut.

6.      Kadar Peta (Skala Peta)
Adalah perbandingan jarak antara dua titik dipeta dengan  jarak mendatar (Horisontal) antara dua titik yang serupa pada medan. Rumus dasar Skala adalah :

Jarak di Peta x Skala = Jarak di Medan


Sifat skala :

a.       Makin kecil angka dibelakang tanda bagi (:), makin besar skala itu.
b.      Makin besar angka dibelakang tanda bagi (:), makin kecil skala peta itu.
Cara menyatakan skala :
1.      Dengan Perkataan            1 cm : 500 m
2.      Dengan perbandingan      1:50.000
3.      Dengan pecahan              1/50.000

7.      Legand Peta
Memberikan informasi tambahan baik itu berasal dari unsur yang dibuat manusia ataupun alami. Peta topografi memberikan beberapa keterangan mengenai ketinggian, perairan, tumbuhan dan benda budaya manusia. Adapun bentuk-bentuk keterangan tersebut adalah :
a.      Ketinggian
Gunung, Bukit, Lembah, Tebing, Daratan, dll.
b.      Perairan
Sungai, Danau, Laut, Rawa, dll.
c.       Tumbuhan
Hutan Rimba, Perkebunan, Persawahan, dll.
d.      Benda Budaya Manusia.
Jalan, Rel Kereta, Jembatan, Triagulasi, Tempat ibadah, dll.

8.      Garis Ketinggian (KONTUR)
Adalah garis khayal yang menggabungkan ketinggian yang sama dari suatu tempat tertentu, dari permukaan laut (SEA LEVEL). Maksud garis kontur :
a.       Untuk mengetahui berapa tinggi suatu tempat dari permukaan bumi (air laut)
b.      Untuk mengetahui bentuk medan yang sebenarnya, oleh sebab itu garis ketinggian disebut juga “Garis Sama Tinggi
Setelah anda mengetahui hal-hal yang dapat memberikan keterangan mengenai ketinggian suatu tempat maka cobalah anda melihat bagaimana sebenarnya untuk menggambarkannya dipeta dan bentuk sebenarnya dimedan. Adapun bentuk-bentuk keterangan ketinggian didapat melalui interpensi dari garis-garis kontur.
Sebelum anda menginterpensikan garis-garis kontur, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan, yaitu :
1.      Garis kontur untuk ketinggian yang lebih tinggi selalu dikelilingi oleh kontur untuk ketinggian yang lebih rendah, kecuali daerah-daerah khusus misalnya kawah.
2.      Interval (beda ketinggian) antara garis kontur yang satu dengan yang lainnya adalah tetap walaupun kerapatan garis konturnya berubah-ubah.
3.      Garis kontur tidak pernah berpotongan.
4.      Perbedaan tinggi antara dua garis ketinggian adalah 1/2000 x skala.
5.      Pelana atau sadel terletak antara dua garis ketinggian yang sama tingginya tetapi terpisah satu sama lainnya. Pelana yang terdapat diantara dua gunung besar disebut PASS.
6.      Jarak antara garis kontur pada daerah yang datar adalah jarang-jarang. Sedangkan untuk daerah yang terjal jarak konturnya rapat.
7.      Garis kontur untuk punggungan gunung/bukit dipeta digambarkan sebagai rangkaian kontur yang berbentuk huruf “U” dimana ujungnya yang melengkung menjauhi puncak.
8.      Garis kontur untuk lembah digambarkan sebagai rangkaian kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik dengan ujungnya yang tajam kearah puncak.

Tinggi Mutlak
Diukur dari permukaan laut. Merupakan standart pengukuran Tinggi Mutlak, digunakan untuk menemukan tinggi sebenarnya dari permukaan laut.

Tinggi Nisby
Diukur dari tempat dimana benda itu berada, biasanya diukur dari permukaan tanah. Mencari besarnya Sudut Tanjakan.
Diketahui :
                     Tinggi A = 1.200 meter
                     Tinggi B = 1.300 meter
                     Skala Peta = 150.000
                     Jarak antara A-B = 2 cm
            Ditanyakan : Besarnya sudut tanjakan?


            Jawab :

1.      Dengan Pecahan
Jarak mendatar dari A – B di medan = 2 x 50.000 = 1.000 meter
Perbedan antara titik A dengan titik B = 1.300 – 1.200 = 10 meter
Sudut tanjakan dari A – B = T/A = 100/1000 = 1/10 pml

2.      Dengan Prosentase
T/A x 100% = (100/1.000) x 100% = 10% pml

3.      Dengan Derajat
T/A x 57.3° = (1/10) x 53.7° = 5.73°
(Faktor 57.3°)
           
Dalil imu ukur menyatakan besarnya sudut tangen dibuat dari titik tengah lingakran menuju keliling lingkaran adalah sama dengan busurnya. Keliling suatu lingkaran :
(2 x 22/7) x r = 6.78 x r =        Dalil imu ukur menyatakan besarnya sudut tangen dibuat dari titik tengah lingakran menuju keliling lingkaran adalah sama dengan busurnya. Keliling suatu lingkaran :
(2 x 22/7) x r = 6.78 x r = 360°.    
360°/60.28 = 57.3 ini dinamakan faktor 57.3 yang sama dengan 1 radian.
Catatan :cara ini tidak dapat dipergunakan untuk sudut yang lebih besar dari 20°.

ARAH-ARAH DALAM PETA
1.      Utara Sebenarnya
Yaitu arah yang ditunjukan oleh meredian dan menuju ke kutub utara.

2.      Utara Peta
Yaitu arah yang ditunjukan oleh kompas yang arahnya ke kutub utara magnetis dan adanya hanya di Medan.

IKHTILAB-IKHTILAB PETA
1.      Ikhtilab Peta
Yaitu sudut yang dibentuk oleh UTARA SEBENARNYA dengan UTARA PETA baik ke Barat maupun ke Timur, yang menjadi patokan adalah Utara Sebenarnya.

2.      Ikhtilab Magnetis
Yaitu sudut yang dibentuk oleh UTARA SEBENARNYA dengan UTARA MAGNETISbaik ke arah Barat maupun ke Timur, yang menjadi patokan adalah Utara Sebenarnya.

3.      Ikhtilab Utara Peta – Utara Magnetis (Sudut Peta Magnetis/SPM)
Yaitu sudut yang dibentuk oleh arah UTARA PETA dengan arah UTARA MAGNETIS baik ke Barat maupun ke Timur yang menjadi patokan adalah Utara Peta. Disebut juga Sudut Peta Magnetis/SPM.

SUDUT-SUDUT
1.      Sudut Peta
Adalah sudut yang dibentuk oleh dua garis, yang satu menuju ke Utara Peta yang satu lagi menuju ke sasaran.

2.      Sudut Kompas
Adalah sudut yang dibentuk oleh dua garis, yang satu menuju ke Utara Magnetis yang satu lagi menuju kesasaran.

VARIASI MAGNETIS
Adalah perbedaan antara Ikhtilab Magnetis pada waktu-waktu yang berlainan, variasi magnetis pada beberapa tempat tidak sama. Variasi Magnetis ini ditulis dibagian bawah peta topografi untuk menemukan Deklinasi dan Variasi Magnetis. Untuk peta topografi Indonesia yang baru, digambarkan dengan diagram sudut yang terdapat di sebelah kiri bawah peta.
Disamping itu dinyatakan pula beberapa variasi magnetis rata-rata tiap tahun. Ada juga diantaranya yang tidak menggambarkan Ikhtilab peta, hanya ikhtilab Magnetisnya saja. Untuk mencari Ikhtilab Peta harus dilihat dekat batas kiri/kanan oeta tertulis kata Grid Declination yang artinya sama dengan Ikhtilab Peta. Kalau Grid Declanation ini juga tidak ada, berarti UTARA PETA dengan UTARA SEBENARNYA dianggap SEJAJAR.

INCREASE – DECREASE
Dalam Variasi Magnetis kita sering menemukan kata Increase – Decrease, maksudnya adalah :
1.      Bilamana suatu variasi bertambah sehingga tiap tahunnya makin lama makin bertambah, maka disini dikatakan Variasi Magnetis tersebut INCREASE.
2.      Bilamana suatu variasi berkurang sehingga tiap tahunnya makin lama makin berkurang, maka dikatakan Variasi Magnetis DECREASE

MENENTUKAN KOORDINAT
Hal ini dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan. Penunjukannya dilakukan dengan sistem enam angka dan delapan angka. Contohnya :
Koordinat A 349.879 ---------------per enam
Koordinat B 2980.0985 ------------per delapan
Penunjukannya dari arah Barat ke arah Timur kemudian dari arah Selatan ke arah Utara. Cara penunjukkan dan menentukannya :
1.      Disebut dahulu Obyek
2.      Disebutkan Nomor Lembar Peta
3.      Disebutkan Koordinat

Contoh :
1.      Obyek                                            : Gunung Plawangan
2.      Nomor Lembar Peta                       : 47/XLI
3.      Koordinat                                       : 3720.6130

PEMBERIAN NOMOR PADA PETA
1.      Lembar Peta
Pada umumnya lembar peta di Indonersia mempunyai luas gambar 37,1 x 37,1 cm, kecuali pada bagi an medan yang mendekati pantai terdapat semenanjung yang menjorok.
2.      Jalur Bagian Derajat (JBD)
Suatu bidang yang mempunyai lebar 20° dan panjangnya 360°. Untuk jalur bagian Derajat di Katulistiwa, jaraknya adalah 40.068 km, sama dengan keliling bumi.
3.      Lembar Bagian Derajat (LBD)
Potongan-potongan dali Jalur Bagian Derajat yang mempunyai panjang 20’ dan lebar 20’ (1°=3LBD)
Jumlah LBD dari satu JBD adalah : 3 x 360 = 1080 LBD
Panjang LBD melalui katulistiwa   : 40.068/1080 = 37,1 km.
Tiap-tiap LBD yang diberikan Nomor Induk, misalnya 1/XXXI
Jarak 37,1 km bila di skalakan menjadi 1 :100.000, maka jaraknya 37,1 cm
Dan bila skalanya 1:50.000, maka jaraknya menjadi 74,2 cm.
Karena LBD pada Peta Induk terlalu besar, maka dibagi-bagi menjadi 4 bagian dan skalanya menjadi 1:50.000.

BATAS-BATAS WILAYAH
Batas Barat Indonesia                                94°   40’                           BT
Batas Timur Indonesia                               141°                                  LU
Batas Selatan Indonesia                                6°                                   BT
Batas Jakarta                                              106   48’  227,29’’            BT
Dan Jakarta juga dianggap Meredian 0 derajat untuk Indonesia.
Jumlah Lembar Bagian Derajat untuk jarak mendatar di Indonesia:
3 x (141° - 94° 40’) = 139 LBD
3x (    6° - 11°)       =  51 LBD
Jadi jumlah seluruh LBD di Indonesia 139 x 51 = 7,89 lembar, untuk mendatar LBD ini diberikan nomor mulai 1 sampai 139, memakai huruf Arab atau Latin untuk Vertikal LBD ini diberikan nomor mulai I sampai LI memakai huruf Romawi.

MENCARI LEMBAR PETA
Misalnya pesawat jatuh pada 4° 55’ LU. 101° 45’BT
Ditanyakan : Nomor Berapa lembar pesawatnya?
Jawab :
1.      Nomor Lembar Derajat dari Utara ke Selatan (angka Romawi)
6° - 4° 55’ = 1° 5’
1° 5’ x 3 (÷atau dibagi 20’) = 3 + 5’ (4 lembar/lembar ke IV)
2.      Nomor Lembar Bagian Derajat ke Timur (angka Latin)
101° 45’ - 94° 40’ = 7° 5’
7° 5’ x 3 (atau dibagi 20’) = 21/IV – A
Keterangan :
1.      3 + 5’ karena pada peta tersebut lebih dari 3 (kelebihan 5’), jadi peta tersebut pada lembar berikutnya, yaitu lembar ke IV.
2.      21 + 5’ peta tersebit lebih dari 21 (kelebihan 5’), Jadi peta tersebut ada pada lembar ke 22

MENCARI BATAS PETA
Misalnya diketahui lembar peta nomor : 46/XL – A
Ditanyakan :
1.      Batas Timur 0° Jakarta
2.      Batas Selatan 0° Katulistiwa
jawab :
1.      Batas Timur dari Jakarta5° 20’ - 106° 27,229’ - 94° 40’        = 3° 11’ 322,31’’
Jadi untuk batas Timur 0° Jakarata                                    = 3° 11’ 322,31’’ – 10’
                                                                                       = 3° 1’ 322,31”
2.      Batas Selatan bagian Derajat
(156 x 20’) 60 = 13° 20’
Jadi batas Selatan Katulistiwa        =       7° 20’ – 10’
                                                      =       7° 10’
Keterangan :
Untuk batas Timur dan Selatan Katulistiwa masing-masing dikurang 10’, karena pertanyaan terletak pada lembar A.

TITIK TRIANGULASI
selain dari garis-gariss ketinggian kita dapat pula mengetahui tingginya suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian. Titik ketingian ini biasanya dinamakan Titik Triangulasi. Titik Triangulasi adalah suatu titik atau tanda yang merupakan pilar atau patok/tonggak yang menyatakan tinggi mutalk dari suatu tempat diukur dari permukaan laut. Titik Triangulasi ini digunakan oleh jawatan Topografi untuk menentukan tinggi suatu tempat atau letak suatu tempat dalam pengukuran cara ilmu pasti pada waktu pembuatan peta.


Bilangan atas tanda strip menyatakan nomor registrasi dari Jawatan Kadaster ( Agraria) atau Jawatan Topografi.
Bilangan di bawah tanda strip menyatakan tinggi mutlak tempat tersebut dari permukaan laut dan dinyatakan dalam meter.

AZIMUTH
Ialah sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung/diukur sesuai dengan arah jalannya jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara). Maksud dan tujuan Azimuth ini digunakan untuk menentukan arah-arah di medan atau peta, serta untuk melakukan pengecekan perjalanan kita, apakah kita mematuhi sudut kompas atau tidak, karena garis yang membentuk sudut kompas adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan kita.
Azimuth                 =          sudut kompas
Back Azimuth        =          Bila sudut kompas . 180° maka sudut kompas dikurang 180° dan bila sudut kompas , 180° ditambah 180°



MENGATASI RINTANGAN
Apabila pada garis lintasan perjalanan kita terhalang oleh rintangan (misalnya tebing, rawa, danau, dsb), sehingga kita tidak melewatinya, maka cara utnuk mengatasinya adalah :
1.      Pada awal rintangan yaitu titik A lintasan perjalanan kita belokkan ke kiri/kanan dengan sudut kompas, bar yaitu sudut kompas awal ditambah/dikurang 90° (ke kanan + 90°, kekiri - 90°)
2.      Ikuti arah lintasan yang baru itu sehingga lebar rintangannya telah dilalui dan lintasan yang baru ini jaraknya dihitung.
3.      Setelah terlewati misalnya titik B kita dapat berjalan lagi dengan sudut kompas yang awal sampai rintangan tersebut dilalui.
4.      Setelah dilampaui titik C, sudut kompas awalnya dikurangi atau ditambah 90° dan kita berjalan sama dengan jarak dari A – B.
5.      Setelah hitungan jarak sama ( Misalnya titik D), maka kita berjalan lagi dengan kompas awal, sehingga kita akan berada kembali pada garis awal yang benar.

ORIENTASI PETA
Guna untuk memegang peta yang benar (menunjukkan arah utara). Caranya :
1.      Bukalah kompas seluruhnya
2.      Letakkan kompas diatas peta, lalu sejajarkan sumbu pokoknya dengan utara peta.
3.      Putar petanya sehingga sejajar pula dengan arah utara magnetisnya. Selain itu dilakukan maka kita sekarang memegang peta dengan benar.

RESECTION
Yaitu cara untuk menentukan keadaan kita dipeta. Caranya :
1.      Orientasikan peta dengan benar, kemuadian kita melihat dan amati medan disekitarnya.
2.      Tanda kedudukan dari dua titik yang sudah dikenali, baik dilapangan maupun dipeta.
3.      Bidik kompas ketitik yang sudah kita kenali itu, catat sudut kompasnya. Misalnya ketitik A & B
4.      Hitung Ikhtilab peta, Ikhtilab Magnetis dan Variasi Magnetis, serta perhatikan Increase dan Decrease (UP – UM tahun yang sedang berjalan).
5.      Tarik garis dan titik A dan B sebesar perhitungan Back Azimuthnya sehingga berpotongan.
6.      Titik perpotongan itu adalah tempat kedudukan kita, misalnya titik C.

INTERSECTION
Yaitu cara untuk menentukan kedudukan orang/obyek lain pada peta. Caranya :
1.      Orientasikan peta dengan benar.
2.      Misalnya pada tempat kita terdapat Titik Triangulasi yang pada peta dikenal posisi pilarnya lalu kita sebut titik A.
3.      Kemudian bidik kompas kearah (Titik C), dari kedudukan kita (Titik A), lalu pindahkan ke peta dengan cara menarik garis setelah dihitung Ikhtilab-Ikhtilab dan Variasi Magnetisnya.
4.      Kemudian kita pindah ke Titik B yang telah kita ketahui kedudukannya baik di peta maupun di medan (seperti point 2).
5.      Bidikkan kompas dari kedudukan kita (Titik B) kearah sasaran. Lalu pindahkan kepeta dengan cara menarik garis setelah dihitung Ikhtilab-Ikhtilab dan Variasi Magnetisnya (seperti point 3).
6.      Perpotongan kedua garis itu adalah kedudukan orang tersebut.

KOMPAS
Adalah alat yang dipakai untuk menunjukkan arah Jarum kompas selalu menunjukkan arah Utara – Selatan. Hanya saja perlu diingat bahwa arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas adalah arah medan magnetis bumi. Jadi bukan arah kutub bumi yang sebenarnya.
Bagian-bagian Komaps :
a.       Badan Kompas
Tempat beradanya komponen-komponen kompas.
b.      Jarum Kompas
Selalu menunjukkan arah Utara – Selatan bagaimanapun posisi kompas (dengan syarat bahwa badan kompas selalu datar).
c.       Skala Penunjuk
d.      Menunjukkan bagian derajat arah mata angin.

JENIS-JENIS KOMPAS
Pada umumnya dipakai dua jenis kompas, yaitu :
1.      Kompas Bidik (Kompas Prisma)
2.      Kompas Orientering ( Kompas Silva)
Kompas Bidik mudah untuk membidik, tetapi dalam pembacaan dan perhitungan di peta perlu dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris segitiga.
Kompas Orientering kurang presisinya jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan perhitungan dipeta.

Kompas yang baik adalah, ujungnya dilapisi pospor agar dapat terlihat walaupun dalam kegelapan.
Pemakaian kompas :
1.      Kompas dipakai dalam posisi Horisontal sesuai dengan arah medan magnet bumi.
2.      Dalam memakai kompas, perlu dijauhkan benda-benda mental seperti pisau, tiang tenda, Carabinner, jam tangan, dsb. Kehadiran benda-benda tersebut dapat mengganggu arah kompas (ketepatannya).

PERHITUNGAN SUDUT KOMPAS
Misalnya diketahui :
Peta Gunung Tangkuban Perahu
Peta nomor 39/XXXIX – A
Skala 1 : 50.000
Peta dibuat tahun 1942
Increase 2’ pertahun
Ikhtilab Peta/Grid Declanation 20’ ke Timur Sudut Peta 78°
Ditanyakan : hitung sudut kompasnya?
Jawab :
Sudut kompas                    = Sudut Peta + Ikhtilab (UP – UM) 91
UP – UM 1991                   = US UM – US UP
                                           = 1° - 2’           = 40’
Increase                              = 2’49 tahun    = 98’ = 1° 38’
UP – UM 1991                   = 40’ + 1° 38’           = 2° 18’
Jadi Sudut Kompasnya       = 78° - 2° 18’            = 75° 42’

PERHITUNGAN SUDUT PETA
Diketahui :
Peta Gunung Tangkuban Perahu
Peta Nomor 39/XXXXIX – A
Skala 1 : 50.000
Peta di buat tahun 1942
Increase 2’ per tahun ke timur
Ikhtilab Magnetis 1° 20’ ke Timur
Sudut Kompas 170°
Ditanyakan : Hitung sudut petanya ?
Jawab :
Sudut Peta                          = Sudut Kompas + Ikhtilab (UP – UM) 91
UP – UM 1991                   = US UM – US UP
                                           = 1° 20’ – 20’ = 1°
Increase                              = 2’ x 49 tahun                = 98’        = 1° 38’
UM – UP 1991                   = 1° + 1° 38’             = 2°38’
Jadi sudutnya petanya        = 170 + 2° 38’                                    = 172° 38’

CARA MEMBIDIK KOMPAS
1.      Bukalah penutup kompas, sehingga membentuk sudut 90°
2.      Rapatkan pembidiknya/prisma kepermukaan kompas
3.      Masukkan ibu jari kecincin kompas dan sangga/tahanbadan kompas oleh jari telunjuk yang ditekuk.
4.      Intai/lihat ke kaca pembidik/prisma. Disini akan terlihat angka-angka mulai 10, 20, 30 dan seterusnya. Kalau kita gerakkan ke kanan 360, 350, 340 dan seterusnya kalau kompas kita gerakkan kekiri. Sedangkan a=diantara 10, 20, 30 dan seterusnya, akan terdapat garis-garis yang besarnya masing-masing 1 dan kelipatannya 5 garis lebih panjangnya.
5.      Setelah angka-angka di dalam kompas terlihat, misalnya 70 lalu sejajarkan dengan sumbu pokok kompas (dan lihat kearah mana sumbu pokok bergerak), setelah sejajar lalu sumbu pokok kompa ini sejajarkan pula dengan bidikan/cek/point.
6.      Setelah terlihat/terdapat cek point, berjalanlah ke arah cek point itu, berarti anda telah bisa memulai perjalanan dengan kompas. Apabila tidak ada cek point yang berupa benda atau tanda medan/alam maka kita bisa memakai rekan kita sebagai cek point, dan apabila jaraknya dianggap cukup suruh berhenti dan sejajarkan dengan sudut kompas.



CARA MEMBIDIK KOMPAS MALAM
1.      Bukalah penutup kompas seluruhnya sehingga mendatar dan membentuk sudut 180°
2.      Putar angka yang telah ditentukan yang terdapat pada kaca luar kompas dan sejajarkan dengan garis tengah sumbu pokok kompas lalu kunci. Misalnya sudut kompas malam 170°, maka angka 17 disejajarkan karena angka-angka diluar adalah perkalian dengan 10°
3.      Garis Hijau nol derajat/360° terdapat di luar kompas. Sejajar dengan garis hijau yang terdapat di kaca bagian dalam kompa.
4.      Setelah sejajar, kita lihat ke arah yang ditunjukkan oleh sumbu pokok kompas, lalu kita berjalan sesuai dengan arah yang ditunjukkan oleh sumbu pokok kompas. Sebaiknya kita gunakan cek point orang/rekan jika sejauh kita dapat melihat.

CATATAN :
Pemakaian kompas malam ini tidak dianjurkan kecuali kalau memang sasaran sudah dekat dan waktu yang mendesak. Kebanyakkan orang yang memakai kompas malam ini adalah Militer dan Jaraknya pun untuk latihan, tidak terlalu jauh sekitar 300 meter untuk setiap pos dengan menggunakan sistem bintang.

ALTIMETER
Merupakan alat pengukur ketinggian yang bisa membantu menentukan posisi. Pada medan yang bergunung tinggi kompas sering sekali tidak banyak digunakan. Altimeter disini akan lebih bermanfaat, dengan menyusuri punggungan-punggungan gunung yang sudah ditandai didalam peta. Altimeter lebih banyak berperan dalam menentukkan arah perjalanan. Yang harus diperhatikan dalam menggunakan altimeter :
1.      Setiap Altimeter harus dikalibrasi
2.      Altimeter sensitif terhadap guncangan, cuaca dan perubahan temperatur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar