BERJAYA DI DARAT, LAUTAN, DAN UDARA NKRI JIWA KAMI WIRA KARTIKA RAGA KAMI

Selasa, 03 Maret 2015

Ranpur Komodo, Humvee Versi Pindad Digunakan Oleh Pasukan Khusus Indonesia

Sukses merancang kendaraan tempur jenis Panser Anoa 6X6, PT Pindad (Persero) kemudian mulai merancang kendaraan tempur ringan 4X4.

Pindad mulai merancang dan mengembangkan kendaraan tempur taktis mirip Humvee buatan Amerika Serikat (AS) sejak 2010. Dengan nama Komodo, kendaraan perang ini dirancang sangat modern nan lincah.
Ranpur Komodo, Humvee Versi Pindad Digunakan Oleh Pasukan Khusus Indonesia


“Kalau kelas rantisnya seperti itu, baik rantis buatan Amerika atau Prancis, itu mirip-mirip. Secara ergonomis dan taktis, memang dibutuhkan dimensi seperti itu,” tutur Kepala Departemen Produksi II (Divisi Kendaraan Khusus), Hery Mochtady di Kantor Pusat Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/4/2013).

Sementara itu, Direktur Utama Pindad, Adik Soedarsono menuturkan, lahirnnya Humvee versi Indonesia ini, bermula ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menantang Pindad. Presiden SBY, meminta Pindad untuk membuat kendaraan versi Humvee yang telah dibeli TNI dari Prancis.

“Kita sudah beli dari Prancis. Presiden bilang, Pindad bisa nggak bikin seperti ini. Kita bisa bikin dan kembangkan. Kita pakai komponen lokal kecuali drive line-nya. Dari mesin sampai putaran ke ban,” papar Adik.

Diakuinya, Komodo perang buatan Indonesia ini, mirip dengan Humvee buatan Amerika. Adik menjelaskan, Komodo perang versi Indonesia ini, dirancang dalam 7 varian.

Salah satu variannya ialah Battering Ram atau varian Pendobrak. Jenis ini, digunakan untuk pertempuran khusus dan aktivitas anti teror. Mobil yang dipesan secara khusus oleh Kopassus ini, mampu menabrak betok setebal 30cm dan dikendarai saat gelap karena menggunakan sistem kamera night vision.

Kendaaran ini juga, dilengkapi dengan peralatan elektronik dan komunikasi super canggih mendukung operasi khusus. Varian Komodo 4X4 antara lain:

Minggu, 11 Mei 2014

SIMPUL dan TALI



Pengetahuan tentang simpul dan kemampuan membuat simpul dengan baik dan cepat addalah bagian penting yang harus dimiliki oleh seorang pecinta alam khususnya untuk kegiatan-kegiatannya, misalnya Panjat Tebing, Susur Gua, Berkemah, SAR dan lain-lain. Untuk itu dibutuhkan waktu yang tidak sedikit dan dalam hal ini ditekankan untuk memahami dengan baik tentang pengetahuan simpul. Beberapa penulis merekomendasikan tentang pelajaran simpul-simpul dasar diambil yang penting saja. Sementara itu penulis yang menyarankan untuk mempelajari simpul sebanyak-banyaknya yang masing-masing mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Pendekatan yang digunakan dalam buku ini adalah menganggap jauh lebih baik menggunakan simpul yang penting-penting dan mudah, dibandingkan dengan menggunakan bermacam-macam simpul tetapi perlu diketahui berbagai macam simpul dimana dibutuhkan untuk suatu hal yang menyangkut bersifat emergensi (Keadaan gawat dan mendesak) maupun kesulitan-kesulitan lain selama melakukan kegiatan. Pemahaman dan pendalaman simpul yang baik akan sangat membantu dalam keadaan emergency, pertolongan akan lebih mudah dilakukan seseorang dalam pertolongan yang membutuhkan simpul tanpa harus memikirkan dua kali. Kali ini cenderung berlaku sebagai reaksi otomatis, karena orang itu dapat membuat simpul dengan cepat dan benar.
Adapaun definisi simpul adalah ikatan antara tali dengan tali yang mempunyai fungsi tertentu apabila diikatkan pada jenis obyek lainnya.

Criteria Simpul
5 kriteria Simpul yang baik untuk Kegiatan alam bebas adalah sebagai berikut :
1.      Serba Guna
2.      Keamanan
3.      Mudah dibuat
4.      Kuat
5.      Mudah diteliti kembali

Simpul yang mudah diteliti kembali merupakan criteria yang sering kurang diperhatikan, seharusnya

Rabu, 24 Juli 2013

NAVIGASI DARAT



Navigasi adalah proses penentuan dari suatu posisi atau lokasi dari suatu daerah yang merupakan jalur perjalanan yang terletak diantara dua titik (lokasi). Bentuk-bentuk alam yang dapat membantu anda dalam melakukan navigasi adalah antara lain: Puncak Gunung, Lembah, Sungai, Tebing dan patahan.
Dalam melakukan navigasi anda membutuhkan beberapa alat penunjang yang mana dengan peralatan tersebut lebih memudahkan untuk melakukan navigasi. Adapun perlengkapan yang dibutuhkan dalam melakukan navigasi adalah :
1.      Peta (map)
2.      Kompas
3.      Altimeter
4.      Mistar/busur derajat dan alat tulis
5.      Protractor
Selain peralatan tersebut harus mengetahui juga bentuk-bentuk dari permukaan bumi. Sebab hal ini sangatlah penting pada saat anda berada ditengah hutan belantara atau medan yang keadaannya tertutup dimana tanda-tanda medan tidak dapat ditemukan. Dalam bab ini akan dibahas perlengkapan dalam navigasi dan bentuk-bentuk permukaan bumi yang menunjang navigasi.

PETA (MAP)
Adalah gambaran seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam suatu bidang datar dengan perbandingan dan perkecilan tertentu yang dinamakan Kadar atau Skala. Maksud peta adalah agar sipemakai mempunyai gambaran atau bayangan suatu medan, adapun informasi yang ada dari peta adalah :
1.      DESCRIPTION         (Keadaan Medan)
2.      DISTANCE               (Jarak Medan)
3.      DETAILS                  (Tanda-tanda Medan)
4.      DIRECTIONS           (Arah Perjalanan)
5.      DESIGNATION        (Tujuan Perjalanan)
Gambar hal-hal yang dapat diperoleh dari peta
Peta yang baik adalah peta yang dapat memenuhi ketentuan dasar. Adapaun ketentuan-ketentuan tersebut adalah :

1.      Judul Peta
Yang memberikan nama dari daerah yang digambarkan dan terletak pada bagian tengah pada peta.

2.      Keterangan Pembuatan
Yang memberikan keterangan mengenai tahun pembuatan tersebut, dan instansi pembuat serta tujuan dibuatnya peta.

3.      Nomor Helai Peta
Ditempatkan dikanan atas tiap helai peta,sistem penomoran helai peta topografi di Indonesia ada 2 macam yaitu : Sistem Penamaan Helai Peta Proyeksi POLYEDER dan LCO (Lambert Contal Orthomorphis).

4.      Indeks Peta
Keterangan ini dicantumkan di sisi kiri bawahdari peta yang gunanya untuk memberikan keterangan tentang nomor-nomor peta lain disemua peta yang digunakan.

5.      Garis Koordinat
Adalah garis yang digunakan untuk menentukan kedudukan suatu titik pada peta. Garis Koordinat dituliskan dalam 2 sistem yaitu sistem Proyeksi (GRID) dengan satuan panjang dan sistem Ellipsoid (GRATICULE) atau dalam sudut.

6.      Kadar Peta (Skala Peta)
Adalah perbandingan jarak antara dua titik dipeta dengan  jarak mendatar (Horisontal) antara dua titik yang serupa pada medan. Rumus dasar Skala adalah :

Jarak di Peta x Skala = Jarak di Medan


Sifat skala :

SURVIVAL



Survival berasal dari kata survive yang berarti bertahan hidup. Survival adalah mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapat pertolongan. Sedangkan menurut pengertian lain, survival adalah suatu kondisi dimana seseorang/kelompok orang dari kehidupan normal (masih sebagaimana direncanakan) baik tiba-tiba atau disadari masuk ke dalam situasi tidak normal (di luar garis rencananya).
Orang yang melakukan survival disebut survivor. Survival yang biasa dilakukan yaitu di hutan/alam bebas sehingga disebut jungle survival. Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang disebabkan alam, kecelakaan, gangguan satwa, atau kondisi lainnya.

Setiap huruf dari kata survival merupakan singkatan dari langkah-langkah yang harus kita ingat dan lakukan yaitu:
    :  Size up the situation
U    : Undue haste makes waste
R    : Remember where you are
   : Vanguish fear and panic
I     : Improve
   : Value living
A    : Act like native
L    : Learn basic skill

Secara umum aspek-aspek dalam kondisi survival dibagi tiga yang saling mempengaruhi dan berkaitan yaitu aspek psikologis (panik, takut, cemas, sepi, bingung, tertekan, bosan), aspek fisiologis (sakit, lapar, haus, luka, lelah), dan aspek lingkungan (panas, dingin, kering, hujan).

1)     Komponen pokok survival terdiri atas: